Ujang bekerja keras membantu ibunya berdagang di pasar. Suatu ketika, Ujang merasa lapar, pergilah ia membeli sebuah bakpao di toko yang terletak tidak jauh dari pasar. Tapi sayang sekali uang Ujang ternyata kurang. Ia bisa saja berhutang kepada pemilik toko, Ujang kenal pemilik sudah bertahun-tahun. Namun itu tidak dilakukannya, ia lebih memilih pulang ke rumah ambil uangnya, lalu kembali ke toko lagi. Kenapa? Karena Ujang punya prinsip ia tidak mau berhutang. Ujang lalu kembali ke rumah, untuk mengambil uang. Kali ini ia membawa uang agak banyak. Supaya bisa dapat kembalian dari pemilik toko. Ujang pun membeli dua buah bakpao, satu untuknya dan satu untuk ibunya. Bakpao seharga Rp. 12,500,- dibeli Ujang dua menjadi Rp. 25,000,-. Uang Ujang Rp. 50,000,- Namun karena buru-buru dan mungkin pemilik toko tidak melihat dengan jelas jumlah uang. Ujang malah dapat kembalian Rp.40,000,-. Ujang tidak senang, sesampainya di rumah ia baru menyadari hal tersebut. Ia memutuskan untuk mengembalikan kekurangannya kepada pemilik toko karena Ujang punya nilai kejujuran yang selalu ditanamkan oleh orang tuanya. Baru hendak memakan bakpao yang sudah dibeli, tiba-tiba lewatlah seorang nenek tua yang nampak kelaparan, Ujang menjadi tidak tega, lagipula bakpaonya ada dua. Bakpao diberikan kepada si nenek tua beserta uang sekadar untuk makan. Hati Ujang ada belas kasihan untuk orang sekitar.
Uang bisa membeli hampir semua yang kita inginkan. Namun, uang tidak bisa membeli prinsip,nilai,hati. (AYS)
PS: Tokoh di atas adalah fiktif, untuk keperluan ilustrasi.