Ada seorang pemuda yang sangat kaya raya, dia dapat memiliki hampir segala sesuatunya yang ia inginkan. Suatu ketika, dia sakit dan hampir mati. Kondisinya kritis. Dia berjuang untuk hidup, bahkan untuk setiap sisa nafas yang dia miliki. Lalu dia berkata, "Tuhannnn, aku belum siap untuk pergi menghadapMu, ada yang kurang aku lakukan selama di dunia."
Lalu Tuhan berkata, "Oke, baik aku berikan kesempatan untuk kau kembali sebentar saja." Sesudah itu dia kembali ke bumi, dia ingin menikmati makanan favoritnya untuk terakhir kali, makanan nan mahal dan mewah, caviar. Priiiittttt, waktu habis, dan dia harus kembali. Tetapi pemuda ini kembali bernegosiasi. Dia meminta perpanjangan waktu lagi. "Masih ada yang kurang Tuhan." Ternyata dia ingin kembali ke bumi untuk mengendarai mobil kesayangannya Porsche. Tuhan terlalu baik, dikabulkan permintaan si pemuda walau hanya sebentar. Tapi tidak sampai disitu, setelah kembali menghadap Tuhan, dia masih resah, dan merasa ada yang kurang. Tuhan lalu bertanya, "Apa yang membuatmu begitu resah, hai anak-Ku?" " Entahlah,aku selalu merasa ada yang kurang. " Seakan aku ingin membawa semua yang aku miliki di bumi ke surga." Tuhan pun tersenyum dan berkata, " Di surga tidak boleh membawa satu pun barang dari bumi. Semua yang ada harus ditinggalkan."Kalau engkau belum sanggup meninggalkannya, kau belum layak untuk masuk ke surga, anak-Ku." Kalau begitu izinkan aku Tuhan, untuk memeluk keluargaku untuk terakhir kalinya. Baiklah, permintaanmu dikabulkan. Akhirnya si pemuda meninggal di pelukan keluarganya.
Demikian kisah si pemuda kaya, yang kesulitan untuk masuk surga. Dia selalu merasa ada yang kurang. Padahal kalau kita lihat, dia punya segalanya. Hidupnya bergelimangan harta. Deretan mobil mewah menjadi koleksinya. Terbang kesana-kemari dengan pesawat pribadi. Makan di restoran mahal dan berkelas. Tapi sekaya apapun dia, ketika bertemu dengan Tuhan, tetaplah akan meninggalkan apa yang dimilikinya di bumi, termasuk keluarganya. Keluarga bisa mengantar kita menemui ajal, tapi hanya sampai peristirahatan terakhir kita di liang kubur. Setelah itu ? Hanya antara kita dan Tuhan. Jadi pastikan, tidak ada yang kurang ketika kita bertemu Tuhan, kita sudah siap. AMIN (AYS)
Lalu Tuhan berkata, "Oke, baik aku berikan kesempatan untuk kau kembali sebentar saja." Sesudah itu dia kembali ke bumi, dia ingin menikmati makanan favoritnya untuk terakhir kali, makanan nan mahal dan mewah, caviar. Priiiittttt, waktu habis, dan dia harus kembali. Tetapi pemuda ini kembali bernegosiasi. Dia meminta perpanjangan waktu lagi. "Masih ada yang kurang Tuhan." Ternyata dia ingin kembali ke bumi untuk mengendarai mobil kesayangannya Porsche. Tuhan terlalu baik, dikabulkan permintaan si pemuda walau hanya sebentar. Tapi tidak sampai disitu, setelah kembali menghadap Tuhan, dia masih resah, dan merasa ada yang kurang. Tuhan lalu bertanya, "Apa yang membuatmu begitu resah, hai anak-Ku?" " Entahlah,aku selalu merasa ada yang kurang. " Seakan aku ingin membawa semua yang aku miliki di bumi ke surga." Tuhan pun tersenyum dan berkata, " Di surga tidak boleh membawa satu pun barang dari bumi. Semua yang ada harus ditinggalkan."Kalau engkau belum sanggup meninggalkannya, kau belum layak untuk masuk ke surga, anak-Ku." Kalau begitu izinkan aku Tuhan, untuk memeluk keluargaku untuk terakhir kalinya. Baiklah, permintaanmu dikabulkan. Akhirnya si pemuda meninggal di pelukan keluarganya.
Demikian kisah si pemuda kaya, yang kesulitan untuk masuk surga. Dia selalu merasa ada yang kurang. Padahal kalau kita lihat, dia punya segalanya. Hidupnya bergelimangan harta. Deretan mobil mewah menjadi koleksinya. Terbang kesana-kemari dengan pesawat pribadi. Makan di restoran mahal dan berkelas. Tapi sekaya apapun dia, ketika bertemu dengan Tuhan, tetaplah akan meninggalkan apa yang dimilikinya di bumi, termasuk keluarganya. Keluarga bisa mengantar kita menemui ajal, tapi hanya sampai peristirahatan terakhir kita di liang kubur. Setelah itu ? Hanya antara kita dan Tuhan. Jadi pastikan, tidak ada yang kurang ketika kita bertemu Tuhan, kita sudah siap. AMIN (AYS)
No comments:
Post a Comment