Thursday, May 21, 2020

Managemen stres

Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya stres. Hal yang satu ini, memang tidak pandang bulu, bisa menimpa siapa saja tidak kenal usia, gender, maupun latar belakang. Stres biasanya bisa dibilang cukup ringan tingkatannya dibanding depresi. Selama manusia hidup, pasti harus dealing sama yang namanya stres.



Stres juga dapat dipicu oleh berbagai hal. Melihat situasi sekarang, banyak orang menjadi stres. Tapi jangan salah, fenomena belanja di saat lebaran, bisa juga merupakan pelampiasan dari rasa stres. Stres karena berada di rumah terus. Stres memikirkan ke depan bagaimana. Saat ini sedang heboh berita, dimana BLT yang diberikan kepada rakyat miskin, yang tujuan atau sasarannya untuk membantu perekonomian ( terutama kecukupan bahan pokok) tetapi malah dibelikan baju lebaran. Banyak toko-toko baju yang diserbu masyarakat. Dan setelah dicek ktpnya, mereka mayoritas penerima BLT dari pemerintah (dari berbagai sumber berita).



Banyak pihak, yang menyayangkan kenapa ini bisa terjadi. Kenapa masyarakat tidak bisa menahan diri dari keinginan untuk membeli baju lebaran (atau keperluan lain, yang bukan masalah perut atau pangan). Kekecewaan akan masalah penggunaan dan penyaluran BLT pun terjadi.



Tetapi ketika kita melihat dari kacamata yang berbeda, mungkin kita sedikit bisa mengerti kenapa sebagian masyarakat melakukan hal ini. Pertama, moment ini tidak terjadi setiap hari, namun setahun sekali. Mereka merasa wajar untuk membelanjakan uang dalam jumlah cukup besar, setahun sekali. Kedua, media sosial, iklan-iklan yang bermunculan, seakan memanggil para target customer untuk berbelanja, dan yang gampang tergoda (umumnya) adalah masyarakat kecil, terutama yang tidak mengerti pengelolaan ekonomi. Para pemilik usaha berusaha menarik pembeli sebanyak mungkin, agar usahanya laku. Semakin banyak yang terpancing iklan, dan membeli, semakin bagus dan menguntungkan. Karena sebelumnya toko-toko tutup, dan omzet pasti menurun. Kecuali, diberlakukan peraturan dilarang beriklan oleh pemerintah, mungkin beda cerita.(😅😅) Ketiga, kesadaran masyarakat kecil, akan bahaya covid 19 masih kurang. Sama seperti kita melakukan suatu tindakan tanpa pikir panjang, hanya berdasarkan dorongan hati atau intuisi saja. Padahal membeli di online shop juga tidak ada masalah, harusnya. Tetapi kenapa menyerbu toko-toko langsung? Jawabannya ada di hal yang keempat. Keempat, tingkat stres yang cukup tinggi bisa menyebabkan seseorang melakukan tindakan tanpa berpikir panjang.Stres karena berada di rumah dalam jangka waktu yang lama, butuh hiburan, dan belanja bisa menjadi salah satu alternatif.



Berbelanja bisa menjadi pelarian, di kala stres melanda, terutama bagi kaum perempuan. Saya juga merasakan itu (haha). Berbelanja bisa menjadi salah satu cara untuk tubuh (otak) memproduksi hormon endorfin dan dopamin yang mendatangkan perasaan happy atau bahagia. Kadang tidak cukup berbelanja di online shop, perlu ada excitement ketika memilih barang, memegang barang yang diinginkan, pergi dulu ke beberapa toko lalu kembali ke toko yang pertama. Itu mendatangkan sensasi berbeda.



Tetapi situasi sekarang pastilah berbeda. Situasi sekarang tidak seperti dulu, yang bisa bebas pergi kemana kita inginkan. Karena itu, dalam situasi seperti ini, diperlukan managemen stres yang tepat. Kadang tidak harus belanja di tempat yang jauh, belanja di mini market terdekat sudah bisa bikin happy, tidak harus jalan terlalu jauh, jalan sekitar komplek sudah cukup membantu. Atau bisa mengganti dengan kegiatan positif yang disukai, tanpa harus melanggar aturan yang telah ditetapkan. Hal yang paling penting adalah bijak dalam mengelola stres. (AYS)

No comments:

Post a Comment

Guess a thing

It makes you grow, It makes you stronger, Push you out of your limit, It's your friend, It's something that you can solve Once you o...