Saya suka sekali menonton acara-acara yang berhubungan dengan manusia langsung di dalamnya. Kita bisa mempelajari karakter manusia yang berbeda-beda dari pertunjukan semacam itu. Contohnya seperti survivor. Ketika beberapa manusia dikelompokkan, dan bagaimana mereka bisa bertahan hidup dalam situasi yang tidak pasti. Pilihan untuk bekerja sama atau berkhianat dengan rekan-rekan seperjuangan di tempat tersebut. Berjuang untuk mencari makan, membuat rumah, dan bahkan bertahan hidup dalam situasi yang tidak pasti.
Ada juga human show yang cukup kontroversial di Jepang. Dibuat sekitar tahun 1998, sudah cukup lama, namun reality show ini berhasil memecahkan guinness book of record untuk durasi terlama bertahan dalam memenangkan kompetisi yaitu 335 hari, judulnya Denpa Shōnen teki Kenshō Seikatsu. Peserta yang seorang komedian, ditinggalkan di sebuah apartemen dalam kondisi yang serba minim. Tidak ada makanan, hanya ada kompor, kamar mandi , majalah, alat tulis, dan undian-undian yang harus dikirim untuk memenangkan hadiah utama sebesar 1 juta yen (sekitar $10,000). Undian yang dikirim, untuk memenangkan hadiah seperti beras, sikat gigi, sabun, minuman kesehatan, cokelat, sepeda, play station, dll, digunakan untuk penghidupan sehari-hari Nasubi, nama julukan sang komedian sampai dia mencapai target memenangkan undian, yang totalnya harus mencapai 1 juta yen, baru bisa dinyatakan berhasil. Nasubi ditinggalkan di apartemen dalam kondisi tanpa sehelai benangpun, dan kamera yang selalu on secara live (ini sangat ektrem dan cukup mengundang kontroversi).
Nasubi selama lebih kurang setahun tidak berinteraksi dengan orang banyak, hanya untuk menerima paket hadiah saja. Interaksi yang bisa dibilang sangat terbatas. Membuat dia jadi merasa janggal ketika kembali ke kehidupan normal. Diperlukan adaptasi ulang. Juga karena terbiasa bertelanjang, tanpa sehelai benangpun, iapun perlu beradaptasi ketika memakai pakaian kembali. Saya pikir tidak semua orang bisa seperti sosok Nasubi ini. Diperlukan mental yang kuat, untuk survive. Tidak semua orang juga bisa bertahan di acara seperti survivor, banyak yang harus pulang dan gugur, bahkan di awal-awal.
Sering kali ketika menonton "human show" sepertinya enak, menyenangkan. Bisa bebas berkomentar apa saja, mengomentari si A, B, C. Ini dari sisi penonton. Dari sisi pemain "human show" sepertinya dibutuhkan mental yang kuat, dimana hidup setiap hari harus disorot kamera, dan semua orang bisa mengenal dengan cara mereka, menghakimi dengan sudut pandang mereka, tanpa perlu bertemu. I think "human show" is not for many people, only for certain people." (AYS)
No comments:
Post a Comment