Saturday, July 18, 2020

you are special

YOU ARE SPECIAL


You are special...

Because you are God's Masterpiece

Number one and only 

in this world

You were created in a unique way 

No one can be like YOU

Appreciate this life

Appreciate each breathe in

Appreciate each moment

Appreciate each opportunity

 Be glad and realize

That you are special

If someone says that you are not,

It means they are lying

Keep breathing and giving thanks,

by : Your sincere sister 

(AYS)

This poem is dedicated to the suicide victims and those who feel 

loss and want to give up


 
 

Wednesday, July 15, 2020

"I don't know"

Jawaban yang simple ketika ditanya seseorang adalah dengan mengatakan, " Ga tahu." Bisa juga benar-benar tidak tahu.  Ada dua kemungkinan yang pertama benar-benar tidak tahu, yang kedua males jawab.

Saya percaya, perkataan adalah cerminan dari diri kita sendiri. Seorang anak kecil yang mengatakan, " Ga tahu" berkali-kali mungkin terlihat lucu dan menggemaskan. Namun ketika orang dewasa yang mengatakannya, akan lebih terlihat tidak profesional, kurang berusaha, terkesan meremehkan si penanya (padahal mungkin tidak ada maksud untuk seperti itu). Dan, itulah cerminan pribadi si " I don't know" di mata penanya.

Jujur saya paling malas, ketika saya bertanya sesuatu, dan jawabannya adalah "ga tahu" walau mungkin orang itu benar-benar tidak tahu, namun dia bisa berusaha untuk mencari tahu. Usaha, diperlukan dari sekedar kata, " Ga tahu".

Apalagi sebagai pengajar, pantang menjawab, "ga tahu" pada murid-murid. Kalaupun ada yang saya tidak tahu, pasti saya minta waktu untuk mencari tahu terlebih dahulu. Sehingga saya bisa yakin dengan jawaban yang diberikan kepada murid-murid nantinya.

Demikian juga dengan murid yang menjawab "tidak tahu", di pandangan saya adalah dia belum berusaha, kok bisa-bisanya bilang, " ga tahu." Dan biasanya saya akan minta untuk usaha dulu, cari tahu, apapun hasilnya tetap saya apresiasi usaha untuk mencari jawaban daripada sekedar kata, " ga tahu." Ini menurut pandangan saya yah, kata, " Ga tahu" tidak memiliki daya juang, jadi kurang tepat dipakai sebagai jawaban ketika belum ada usaha yang menyertai. Jadi tahukah Anda?  " ....... (AYS)

Saturday, July 11, 2020

Terlambat

Terlambat atau istilah lainnya telat. Telat bisa banyak macem, telat ke sekolah, telat bangun, telat datang bulan (untuk wanita yah), telat nikah, telat mikir, dan seabrek telat lainnya. Pokoknya kalau dengar kata telat, sepertinya konotasi sudah langsung negatif.

"Being Late" atau istilahnya terlambat memang bukan perbuatan yang dapat membuat orang kagum, dan memuji kita. Yang ada mungkin sebaliknya, dihina dan dimaki karena terlambat. Perusahaan-perusahaan besar contohnya memberlakukan disiplin yang cukup ketat pada pegawai yang terlambat, contoh konsekuensinya yaitu dengan pemotongan gaji dan sanksi sosial (dijauhi rekan kerja dan dicibir kalau sering telat). Demikian halnya dengan  dateline  tulisan di perusahaan media cetak atau elektronik, ketika telat mengirim artikel, pasti akan mengganggu sistem kerja bagian lainnya. Sama juga dengan anak sekolah atau kuliah yang terlambat mengirim tugas, akan kena sanksi, baik berupa pemotongan nilai atau juga sanksi sosial.

Tapi apakah terlambat itu salah? Kadang saya berpikir, pasti orang-orang yang terlambat juga tidak mau berada dalam posisi terlambat ( Saya juga mengalami yang namanya terlambat, dalam bentuk apapun itu). Namun terkadang ada hal-hal di luar diri kita, yang membuat mau tidak mau terjadi keterlambatan tersebut. Contohnya, sudah persiapan berangkat lebih pagi, namun tiba-tiba ada kecelakaan di jalan yang membuat jalanan menjadi macet parah. Hal-hal yang seperti tidak bisa dihindari. Sudah siap, mau mengerjakan tugas, tiba-tiba sakit. Jadi, menghambat penyelesaian tugas. Ada juga kasus, sudah siap menikah, calonnya yang belum siap. Keterlambatan, dapat disebabkan karena berbagai hal. Tidak selalu karena diri sendiri yang bermasalah, walau kebanyakan memang karena faktor dari dalam diri.

Sebenarnya menurut hemat saya, terlambat tidak selalu salah, yang salah adalah berlambat-lambat. Ketika kita berlambat-lambat, waktu terbuang percuma. Hal ini bisa menghambat kemajuan kita secara pribadi. Lain halnya, ketika kita sudah cekatan, melakukan yang terbaik, namun masih terlambat, itu semua di luar kendali kita. Jadi terlambat tidak selalu buruk. Setuju? (AYS)  

Wednesday, July 8, 2020

Persepsi

PERSEPSI
 
 
Kau tak pernah salah
 
Selalu benar
 
Ada banyak pandangan
 
Tetapi...
 
Selalu ada satu cara memandang 
 
Selalu ada satu cara bereaksi
 
Selalu ada satu cara menerima
 
Tak perduli apa kata orang
 
Tolong...
 
Ini hanya
 
Persepsi saja...  
 
Jangan dimasukkan  ke dalam hati
 
Cukup dipikir...
 
Dan direnungkan...
 
PERSEPSI
(AYS) 

Saturday, July 4, 2020

Labeling

Pernahkah kita mendengar istilah label atau cap?  Label atau cap yang diberikan pada seseorang karena perbuatan atau perilakunya. 
Misalnya seorang anak yang mendapat sebutan "si nakal" karena kerap membangkang dan tidak mau mendengarkan nasihat orang tuanya. Atau " si pintar" karena dia kerap rangking satu sekolah." "Si pemalas" karena dia tidak pernah mau mengerjakan tugas-tugas dan cenderung lamban. 

Dalam istilah psikologi, hal-hal semacam ini dinamakan labeling  atau singkatnya semacam  pemberian identitas pada seseorang, berdasarkan ciri-ciri tertentu. (menurut ahlinya )

Kita pun pasti tidak terluput dari label yang diberikan oleh teman-teman kita. Bahkan, mungkin kita juga yang membuat label terhadap teman-teman kita sendiri. Misalnya  "Si Tukang pinjem duit" 😆, "Si Rakus", "Si Pemarah", "Si Sensi", "Si Heboh", "Si Bawel", "Si Kucing", dll. Dengan label ini secara tidak langsung membantu kita mengkategorikan jenis orang. Tetapi di sisi lain, tidak baik pula dampaknya pada yang diberi cap atau label. Kalau labelnya bagus sieh, mungkin tidak masalah.

Menurut penelitian psikologi, pembelian label atau cap terhadap anak mau baik atau buruk sebenarnya sama saja. Lebih baik untuk tidak memberikan label, tapi mengatakan apa adanya, dengan diarahkan secara baik.

Saya sendiri pun tidak luput dengan istilah diberi label di rumah atau dimana pun saya berada. Labelnya tuh di pikiran kita, di mana label itu ga langsung kita panggil ke orangnya, tapi sudah ada di map of our mind. Bisa juga langsung disebutkan (ini yang to the point banget, dan mungkin ga kita sadari dilakukan kalau sedang marah). Alhasil yah, kita jadi terkesan judging atau menghakimi orang itu, padahal belum tentu kan dia akan seperti cap yang diberikan itu selamanya. Terus belajar untuk bersikap obyektif, karena ini ga mudah loh. Sekali seseorang kena label untuk melepaskan diri dari label itu butuh perjuangan luar biasa. Harus ada proses pembuktian kalau ada perubahan, yang beda dari cap atau label yang diberikan.

But as a teacher, saya selalu melihat anak sebagai kertas putih, ga bisa kita menilai atau judging dia seperti apa, harus kita yang mengarahkan dan membentuk, mau dibawa kemana pribadi anak ini.Sebenarnya anak-anak yang diberikan label mempunyai tekanan tersendiri dalam diri mereka, kalau label positif ya tekanan untuk mempertahankan prestasi. Kalau label negatif, anak cenderung menjadi rebel atau membangkang, atau ada rasa tertolak dalam dirinya tanpa disadari. Pada anak, tahapan perubahannya bisa lebih cepat, tergantung kondisi emosi dan psikologisnya juga. Kalau dewasa agak susah ya, berdasarkan pengalaman saja sieh.  Tapi  nothing is impossible, tidak ada yang mustahil.Yuk berusaha lebih obyektif, with, no labelling. God bless you! (AYS)

Monday, June 29, 2020

Kebetulan

Hari-hari ini nyokap lagi sibuk-sibuknya bikin kue. Kadang ada  bahan-bahan yang kelupaan untuk dibeli. Alhasil, ketika saya tidak sibuk, biasanya saya turun tangan beli ke toko bahan-bahan kue.

Di dekat rumah ada beberapa toko yang menjual barang-barang kebutuhan dasar membuat kue. Salah satunya ada toko yang besar, cukup terkenal, lalu saya pergi ke sana. Tokonya cukup rapi. Tapi yang saya tidak suka, ketika masuk harus buka alas kaki (hehe). 


Pada hari itu, saya dititipkan beberapa bahan yang harus dibeli. Salah satu bahan yaitu kertas roti. Saya bertanya tentang kertas roti kepada sesosok ibu paruh baya yang berjaga di dalam, dia bilang tidak ada, habis. Selesai berbincang dan akan membayar, ada ibu di depan saya juga mencari kertas roti, kami mengantri di kasir. Kebetulan ibu ini urutannya di depan saya. Dia tanya kepada kasir soal kertas roti. Kasirnya masih muda, jawaban yang sama didapat, "Tidak ada kertas roti, lagi kosong." Dimana-mana habis" Kata si kasir muda ini. Si ibu depan saya bertanya lagi, " Mbak, tahu dimana  toko lain yang menjual kertas roti?" Si mbak ini langsung bilang dengan cepat "tidak tahu." Setelah ibu ini pergi, giliran saya untuk membayar. Saya diam saja dan langsung membayar, tanpa bertanya apapun. Sampai di luar, seperti digerakkan untuk mampir ke toko sebelah, bertanya soal kertas roti lagi (lagi-lagi kertas roti, hehe). Saya tahu sebelah bukan toko kue, tapi iseng saja saya bertanya pada Bapak yang ada disitu. Lalu mas-mas yang membantu angkat-angkat barang mengarahkan saya ke toko yang di seberang. 

Akhirnya saya pergi ke seberang, ada toko kecil di situ. Saya tidak tahu toko apa, karena tidak ada tulisannya. Ketika mendekat, ternyata itu toko kue. Dan ketika saya bertanya soal kertas roti. Mas yang jual langsung jawab "ada". Dan stoknya? Jangan ditanya, banyak. 

Keluar toko dengan hati senang dan bersyukur karena sudah dapat barang-barang yang diperlukan. Mata saya juga sambil memandang sekeliling, mungkin bertemu ibu yang tadi, dan bisa membantu dia menunjukkan toko untuk dia dapat kertas roti Tapi sayang sekali, ibu itu sudah pergi entah kemana. 

Banyak pelajaran berharga yang saya dapat, dari peristiwa ini, salah satunya jangan pernah menyerah terhadap keadaan. Kedua bertanyalah kepada orang yang tepat (entah benar-benar tidak tahu, atau karena persaingan dagang hehe). Ketiga, jangan abaikan petunjuk Ilahi, supaya dimudahkan jalannya. Jadi buat saya sieh ini semua kebetulan yang indah, disyukuri aja, dan semoga si ibu tadi juga dapat apa yag dicari, amin(AYS)    

Friday, June 26, 2020

Apa penyakit Anda?

PENYAKIT


Bermacam-macam sebab

Bukan hanya karena fisik yang  lelah

Bukan hanya karena virus atau bakteri

Tapi bisa juga disebabkan oleh

depresi yang berkepanjangan

Meninggal bisa karena

sakit fisik

maupun, sakit mental

sakit fisik lebih mudah terdeteksi tubuh

sakit mental,

perlu kesadaran diri, dari orang itu

kalau dia butuh pertolongan

keduanya harus cepat ditangani

Namun ada juga penyakit,

di luar dua hal itu, 

yaitu penyakit malas,

malas menjadikan seseorang tidak produktif

malas menjadikan seseorang,

sepertinya tidak mampu berbuat apapun,

walaupun sebenarnya mampu,

kemalasan membunuh bakat, kemampuan, talenta seseorang

kemalasan juga membunuh waktu-waktu efektif,

malas jelas membunuh produktivitas,

orang malas berbuat jahat,

bukan pada orang lain,

tapi pada dirinya sendiri,

Apa penyakit Anda?

(AYS)



 

   

Guess a thing

It makes you grow, It makes you stronger, Push you out of your limit, It's your friend, It's something that you can solve Once you o...